Ngawi, presstoday.id – Pemerintah Kabupaten Ngawi, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), menyelenggarakan tradisi tahunan Jamasan dan Kirab Pusaka di Pendopo Wedya Graha, Selasa, 2/7. Acara ini diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan pelestarian budaya serta sejarah Kabupaten Ngawi.
Prosesi Jamasan Pusaka diawali dengan mundhut dan lolos pusaka Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung, Kyai Songgo Langit serta Songsong Tunggul Warono oleh Parogo yang selanjutnya diserahkan kepada Pangasto Pusoko. Dua tombak pusaka dan dua payung pusaka menjadi pusaka yang dijamas dalam ritual ini.
Kirab pusaka semakin semarak dengan pertunjukan drumband Genderang Seruling Gita Jala Taruna dari Akademi Angkatan Laut. Atraksi ini menambah kemeriahan acara dan menarik perhatian para pengunjung.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, mengungkapkan rasa senangnya melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa dalam menyaksikan kirab pusaka dan pertunjukan dari Akademi Angkatan Laut. Beliau berharap kemeriahan Hari Jadi Kabupaten Ngawi ke-666 ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Ngawi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, yang juga Panitia penyelenggara Jamasan Kirab Pusaka, Sumarsono, mengatakan bahwa setelah prosesi Jamasan, pusaka-pusaka diarak dalam Kirab Pusaka dari Pendopo Wedya Graha menuju Tugu Kartonyono dan berakhir di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi.
“Kirab Pusaka ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Ngawi dan sekitarnya. Ribuan orang berbondong-bondong untuk menyaksikan Kirab Pusaka ini,” ujarnya.
Sumarsono menyampaikan, Jamasan dan Kirab Pusaka bukan hanya sekadar tradisi, tetapi memiliki makna yang mendalam.
“Acara ini mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang penting untuk dilestarikan. Selain itu, Jamasan dan Kirab Pusaka juga menjadi momen untuk mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat Ngawi,” ungkapnya.
Jamasan dan Kirab Pusaka merupakan tradisi tahunan yang penting bagi Kabupaten Ngawi. Acara ini tidak hanya melestarikan budaya dan sejarah, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Ngawi.
Wartawan: Aris Toha M Editor: Tim Redaksi