Waspada PMK di Ngawi: 50 Hewan Ternak Mati, DPP Lakukan Skrining Ketat

Ngawi, presstoday.id – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Ngawi. Mendasar data yang disampaikan Drh. Supriyanto, Plt. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi, saat ini terdapat 125 laporan kasus PMK, dengan 50 hewan ternak dilaporkan mati. Namun, ia menegaskan bahwa tidak semua kasus kematian tersebut dipastikan akibat PMK.

“Cuaca ekstrem saat ini menjadi salah satu faktor utama. Pakan yang basah sering menyebabkan ‘blut’ atau kembung pada sapi. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat berlanjut ke kematian, terutama jika ternak juga terinfeksi PMK,” ungkap Supriyanto, Sabtu, 28/12.

Ia menjelaskan, “Blut atau timpani adalah kondisi di mana lambung ganda pada sapi, kambing, atau domba menjadi rentan terhadap gas berlebih. Sejumlah kasus kematian mendadak yang dilaporkan masyarakat sering kali disebabkan oleh kondisi ini, bukan murni karena PMK.”

Tindakan Pencegahan dan Penanganan Untuk mengatasi penyebaran PMK, Dinas Peternakan dan Perikanan telah melakukan berbagai upaya, termasuk penyemprotan disinfektan di delapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di wilayah Ngawi barat, seperti Geneng, Kasreman, Pitu, Kedunggalar, Widodaren, Ngrambe, Sine, dan Jogorogo.

Menurut Drh. Supriyanto, sumber utama penularan berasal dari pasar hewan.

“Pasar hewan di Ngawi merupakan pusat perdagangan ternak untuk Jawa Timur bagian barat. Sapi dari berbagai daerah yang datang ke pasar tersebut berpotensi membawa virus PMK,” jelasnya.

Sebagai langkah antisipasi, mulai Senin, 30/12, Dinas akan melakukan skrining ketat terhadap sapi yang masuk ke pasar.

“Sapi yang tidak lolos pemeriksaan tidak diperbolehkan masuk pasar. Langkah ini diharapkan dapat memutus rantai penyebaran PMK,” tambahnya.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan gejala PMK pada ternak. Langkah cepat dan tepat diharapkan dapat mencegah penyebaran yang lebih luas.

Wartawan: R Asty
Editor: Tim Redaksi

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

*