Final Lomba Puisi dan Macapat Digelar di Ngawi, Ini Tujuan dan Harapan Penyelenggara

Ngawi, presstoday.id – Peringati Hari Lahir Pancasila 2025, Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkolaborasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik menggelar final Lomba Baca Puisi dan Macapat untuk jenjang SD, SMP, dan SMA se-Kabupaten Ngawi, Rabu 25/6.

Acara puncak yang digelar di Pendopo Wedya Graha dan Gedung Kesenian ini merupakan hasil seleksi dari karya peserta yang sebelumnya telah diunggah melalui akun YouTube masing-masing.

Kepala Bakesbangpol Kabupaten Ngawi, Kusumahadi Widjajanto, secara simbolis membuka kegiatan yang dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui seni budaya.

“Lomba ini menjadi wadah untuk menumbuhkan semangat nasionalisme sekaligus melestarikan kekayaan budaya daerah di kalangan generasi muda,” ujar Kusumahadi dalam sambutannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Sumarsono, menyampaikan apresiasi kepada para pendidik dan pelatih seni yang setia mendampingi anak-anak.

Ia menekankan pentingnya kegiatan seperti ini sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan bakat serta penguatan karakter siswa.

“Melalui puisi dan macapat, jiwa seni anak-anak kita terus dipupuk agar tetap selaras dengan kemajuan zaman,” ungkapnya.

Sebanyak 350 karya terdaftar mengikuti lomba tersebut.

Pada kategori Baca Puisi, SD menyumbang 142 karya, SMP 66 karya, dan SMA 14 karya.

Untuk lomba Macapat, SD mengirimkan 87 karya, SMP 41 karya, dan SMA 13 karya.

Dari seluruh peserta, terpilih enam finalis untuk tiap jenjang dan kategori yang kemudian berkompetisi secara langsung di panggung final.

Dewan juri yang dilibatkan merupakan tokoh-tokoh berpengalaman di bidang seni baca puisi dan macapat, baik dari lingkup lokal maupun nasional.

Penilaian lomba mengacu pada sejumlah kriteria ketat, mulai dari penghayatan, artikulasi, hingga unggah-ungguh penampilan.

Hasilnya, sejumlah nama dari berbagai sekolah berhasil menyabet juara utama hingga harapan, seperti Regan Aqlan Mahanipuna (SDIT Harapan Ummat) dan Bernadio Aditya Prayoga (SDN Karangtengah 4 Ngawi).

Kusumahadi menegaskan, kegiatan serupa akan terus didorong sebagai bagian dari penguatan karakter kebangsaan dan cinta budaya di lingkungan sekolah.

“Kami berharap tradisi ini menjadi gerakan bersama untuk menjaga jati diri bangsa melalui seni dan budaya yang hidup di masyarakat,” tutupnya.

Rumini Astuti
Tim Redaksi

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

*