Makam “Wali Lima” di Ngawi Dibongkar, Diduga Hanya Gundukan Tanah

Ngawi, presstoday.id – Warga Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, digemparkan oleh pembongkaran lima makam yang diduga palsu, Minggu, 12/1. Pembongkaran ini dilakukan oleh kelompok Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Kabupaten Ngawi.

Makam-makam yang dikenal sebagai “makam Wali Lima” itu sebelumnya diyakini menjadi tempat peristirahatan ulama Syekh Maulana Muhammad Al-Misri, Syekh Maulana Sahid Al-Mukti, Syekh Maulana Sahid Al-Bakir, Syekh Maulana Al-Ngalawi, dan Syekh Maulana Ahmad Muhammad. Namun, setelah dilakukan investigasi, makam tersebut dinyatakan tidak mengandung jasad manusia.

Ketua PWI LS Kabupaten Ngawi, Budi Jalak, menjelaskan bahwa sebelum pembongkaran dilakukan, pihaknya telah melakukan diskusi bersama kepala Desa Guyung, tokoh masyarakat, dan aparat terkait dari kecamatan, SubPosramil, SubPolsek Gerih, serta perwakilan Kodim dan Polres Ngawi. Hasil diskusi menyimpulkan bahwa makam tersebut palsu dan berpotensi menyesatkan sejarah ketokohan ulama di wilayah tersebut.

“Berdasarkan fakta yang kami temukan, tidak ada jasad manusia di dalam makam-makam itu. Keberadaan makam ini berawal dari cerita mimpi seorang guru spiritual kepada Kyai Khosim, tokoh masyarakat setempat,” ungkap Budi.

 

Bukti pendukung disampaikan oleh Ketua RT setempat, Agus Suprianto, yang mengungkapkan bahwa lokasi tersebut dulunya adalah bekas gundukan tanah tempat pembuatan batu bata.

“Dulu hanya ada gundukan tanah. Tidak ada yang tahu kalau itu makam. Tempat ini mulai disebut makam sekitar tahun 2009,” jelasnya.

Menurut Agus, kompleks makam itu sering didatangi peziarah dari luar daerah untuk berdoa, terutama pada malam Jumat Legi.

“Biasanya ada kegiatan yang dipimpin oleh Kyai Khosim bersama pengikutnya,” tambahnya.

Meski demikian, warga sekitar memiliki pendapat yang beragam. Ada yang percaya keberadaan makam tersebut sebagai tempat bersejarah, namun banyak juga yang tidak peduli.

Pembongkaran makam ini menimbulkan diskusi hangat di kalangan masyarakat terkait keaslian sejarah yang selama ini dipercayai. PWI LS berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran untuk meluruskan sejarah dan menjaga kebenaran di masyarakat.

Wartawan: Aris Toha M
Editor: Tim Redaksi

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

*