Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri bersama Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar kegiatan, ajak masyarakat untuk kendalikan inflasi dan menggaungkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). “PANEN RAYA” dan “OPERASI PASAR MURAH”. Sinergi dan inovasi untuk ketahanan pangan melalui program pertanian ramah lingkungan dan pengelolaan lumbung pangan digital berlangsung di Lapangan Jati, Desa Jatirejo, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi.
Moch Choirur Rofiq (Gus Choi) Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri mengatkan, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Kabupaten Ngawi tentunya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati Ngawi atas kesediaannya menjadi tempat kick off GNPIP di Desa Jatirejo ini.
“Ada 13 wilayah kerja yang ada di BI Kediri kami memilih Kabupaten Ngawi salah satunya bahwa Ngawi adalah lumbung pangan nasional dan saat ini kita tau bahwa inflasi terakhir ini disebabkan oleh kenaikan harga pangan khususnya beras,” Ujarnya dalam sambutan. Rabu (15/03/2023).
Gus Choi menambahkan, BANK INDONESIA (BI) Kediri memiliki 2 Daerah yang menjadi indikator perhitungan inflasi yaitu Kota Kediri dan Kota Madiun. Alhamdulilah untuk ke 2 kota ini tingkat inflasinya tidak jauh dengan inflasi nasional, jadi untuk Kediri inflasinya 5,76 dan untuk Madiun 5,8. Tentunya terkendalinya inflasi di wilayah Kota Madiun khususnya ada peran serta dari Kota Ngawi.
“Madiun dan Kota Madiun sebagai penghitung inflasi tidak memiliki kecukupan sumberdaya alam khususnya kebutuhan pangan dan mau tidak mau Kota Madiun kebutuhan pangannya akan di penuhi dari Kabupaten Ngawi,” Katanya.
Gus Choi sapaan akrabnya mengungkapkan, GNPIP ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari program 7 program unggulan yang dicanangkan yaitu di Makasar melalui tema “Sinergi Inovasi Untuk Ketahanan Pangan”.
“7 program dari GNPIP tentunya pertama pelaksanaan kegiatan Pasar Murah yang disini kita lakukan. Kita bekerjasama dengan Bulog kemudian penguatan ketahanan pangan strategis, perluasan kerjasama antar daerah, nanti juga akan kita lakukan, kemudian dukungan subsidi ongkos angkut peningkatan kemanfaatan, penguatan teknologi informasi diantaranya neraca pangan daerah dan penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi daerah.” Ungkapnya.
Ditempat yang sama Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan, Kalau tidak kita bersama-sama bersinergi, berkolaborasi untuk menekan inflasi pangan ini dampak systemik terkait inflasi secara nasional kita bisa sangat terganggu.
“Dari kegiatan yang bisa dihasilkan oleh inflasi pangan. di-Kabupaten Ngawi tadi disampaikan memang secara produktifias padi di-Kabupaten Ngawi ini sekarang No. 1 Nasoinal, kemudian selain produktifitas surpluse padi kita juga No. 1 Nasional,” Ujarnya dalam sambutan.
Mas Ony menambahkan, Kita harus bisa melihat bagaimana produktifitas yang tinggi ini juga dibarengi oleh kesejahteraan seluruh warga masyarakatnya, jadi ketika biaya produksi pertanian kita yang saat ini dengan langkanya pupuk, kemudian tingginya pupuk non subsidi dan seterusnya, memungkinkan biaya produksi pertanian semakin hari akan semakin tinggi.
“Kalau di daerah tidak melakukan strategi guna bagaimana biaya produksi pertanian itu kita bisa tekan maka kemudian yang terjadi meskipun produktifitas kita tinggi kemudian biaya produksi tanam kita tinggi hasilnya bahan-bahan komoditi pertanianpun juga akan menjadi tinggi,” Katanya.
Mas Ony sapaan akrabnya mengungkapkan, Maka dari itu kita terima kasih dari BANK INDONESIA (BI). Kabupaten Ngawi menjadi tuan rumah pada kesempatan hari ini supaya kita bareng-bareng belajar, bersinergi bagaimana konteks dan strategi daripada membangun ketahanan pangan ini tapi juga dibarengi konteks yang kemudian bisa menekan harga panen ini tetap stabil.
“Tadi disampaikan Bapak Kepala Kantor Perwakilan BANK INDONESIA (BI) Kediri, kearifan lokal melalui lumbung pangan kita bisa melihat berapa pasokan ataupun daya simpan di masing-masing lumbung pangan sehingga kita bisa melihat secara detail kapasitas masing-masing lumbung pangan terkait jumlah berapa beras yang akan disimpan dan kemudian yang masih disimpan dan sudah keluar dan seterusnya.” Ungkapnya.
Sementara itu Kepala Desa Jatirejo Agus Suwoko mengatakan, Terkait dengan kegiatan hari ini adalah penunjukan dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Ngawi, karena Desa Jatirejo sudah mendapatkan kuota bantuan berupa Lumbung, Selep, Pengering dan Fluid Bed Dryer.
“Ini harapannya kedepan artinya kita sudah membackup semua padi organik Jatirejo kemudian bisa membackup untuk padi non organik yang ada diwilayah Jatirejo,” Ujarnya dilokasi.
Mbah Jati menambahkan, Intinya kita sebagai petani masih ada dua budidaya yaitu budidaya kimia dan budidaya organik. Semoga kedepan bisa menampung dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kapasitas yang ada, untuku lmbung bisa memuat 60-100 ton gabah kering.
“Yang kita harapkan ini bisa kerjasama antara Gapoktan dan Bumdes yang ada di Desa Jatirejo ini kedepan bisa menampung apa yang menjadi produksi gabah yang ada di Jatirejo. Jangan sampai produksi kita ini keluar dari Jatirejo.” Pungkasnya.
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.